Anak sering menjadi kosban tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh orang dewasa baik orang tua atau keluarga terdekatnya. Terdapat 4 tipe utama chilldd abuse yaitu kekerasan fisik, sexual, psikis dan penelantaran. angka kejadian child abuse (CA) sendiri memang belum terungkap semua. Biasanya kejahatan ini tersembunyi dimana ketika ayah, ibu atau anggota keluarga di rumah melakukan kekerasan dan menganggap ini hal biasa atau takut akan melapor karena dianggap membuka aib.
Terkuaknya kasus yang ada, rata-rata setelah luka pada tubuh anak ketika dibawa berobat aatau anak tersebut meninggal. Ini mengikuti fenomena gunuung es. CA dapat terjadi karena berbagai faktor atau mungkin saja beragam kejadian tersebut terakumulasi dan dengan adanya faktor pencetus sedikit saja, mereka lantas melakukan kekerasan. Pencetus biasanya yang sering terjadi adalah tangisan tanpa henti.
Faktor penyebab kekerasan pada anak :
- lingkaran kekerasan, biasanya anaka akan melakukan kekerasan ketika dewasa seperti yang pernah di lakukan kepadanya sewaktu kecil kepada orang lain.
- Stres dan kurangnya dudkungan, orangtua yang mengasuh tanpa mendapat dukungan dari keluarga, suami dan kerabat dekat akan mengalami stres berat.
- Pecandu alkohol atau narkoba, para pecandu alkohol dan narkoba biasanya tidak dapat mengontrol emosinya sehingga dia akan cenderung melakukan kekerasan pada orang yang ada didekatnya.
- Menjadi saksi dalam kekerasan rumah tangga, sebuah bentuk penyiksaan terhadap fisik kepada anak.
- Kemiskinan akan akses yang terbatas kepusat ekonomi dan sosial saat masa-masa krisis.
- Peningkatan krisis dan jumlah kekerasan dilingkungan sekitar mereka.
Dampak kekerasan pada anak :
- dampak kekerasan fisik, anak yang mendapat perlakuan kejam dari orangtuanya akan menjadi sangat agrasif dan setelah menjadi orangtua akan berlaku kejam pada anak-anaknya.
- dampak kekerasan psikis, Unicef (1986) mengemukakan, anak yang sering dimarahi orangtuanya apalagi diikuti dengan penyiksaan, cenderung meniru perilaku buruk seperti memuntahkan makanan kembali, penyimpangan pola makan, takut gemuk, kecanduan alkohol dan obat-obatan dan memiliki dorongan bunuh diri.
- dampak kekerasan seksual, menurut Mulyadi (Sinar Harapan, 2003) diantara korban yang masih merasa dendam, terhadap pelaku, takut menikah, merasa rendah diri, dan trauma akibat eksploitasi seksual, meski kini mereka sudah dewasa atau bahkan sudah menikah.
- dampak penelantaran anak, kurangnya perhatian dan kasih sayang terhadap anak, Hurlock (1990) mengatakan bahwa jika anak kurang kasih sayang orangtua akan mengakibatkan berkembangnya perasaan tidak aman gagal mengembangkan perilaku akrab dan selanjutnya akan mengalami masalah penyesuaian diri pada masa yang akan datang.